MotoGP Mandalika 2025 siap digelar pada 3-5 Oktober 2025 di Sirkuit Pertamina Mandalika International, Lombok, Nusa Tenggara Barat. PT Mandalika Grand Prix Association (MGPA) sebagai penyelenggara utama menegaskan komitmen penuh terhadap protokol keselamatan medis dan darurat, sesuai standar internasional Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM) dan Dorna Sports. Langkah ini diambil untuk melindungi pembalap, kru, dan penonton, dengan persiapan mencapai 99 persen, termasuk kedatangan dua helikopter medis dari Basarnas. Tanpa pemenuhan elemen krusial ini, balapan tak akan dimulai, seperti ditegaskan Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria.
Baca juga: Jorge Martín Sukses Jalani Operasi Tulang Selangka, Balapan Kembali Segera?
Sejarah MotoGP Mandalika: Dari Debut Hingga Ikon Balap Global
MotoGP Mandalika telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kalender balap dunia sejak debutnya pada 2022, menandai kembalinya Indonesia ke panggung Grand Prix setelah absen 25 tahun sejak edisi terakhir di Sentul pada 1997. Sirkuit ini, yang dibangun di kawasan Mandalika Special Economic Zone (SEZ), dibuka secara resmi pada akhir 2021 dengan menjamu Asia Talent Cup dan Superbike World Championship. Panjang lintasannya 4,2 kilometer dengan 17 tikungan menantang, termasuk Turn 16 yang terkenal rawan insiden, membuatnya menjadi favorit pembalap seperti Marc Marquez dan Fabio Quartararo.
Edisi pertama MotoGP Mandalika pada Maret 2022 langsung mencuri perhatian global, meski sempat dihantui tantangan teknis seperti kondisi trek basah akibat hujan deras. Namun, event ini berhasil menarik lebih dari 100.000 penonton, membuktikan potensi Mandalika sebagai destinasi olahraga prestisius. Pada 2023 dan 2024, penyelenggaraan semakin matang, dengan peningkatan infrastruktur seperti pit lane dan paddock yang kini mencapai standar 99 persen siap pakai untuk 2025. Kesepakatan dengan Dorna Sports hingga 2031 menjamin MotoGP Mandalika tetap menjadi agenda tetap, sekaligus peluang emas bagi Indonesia untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi lokal.
Dalam konteks MotoGP Mandalika 2025, yang dikenal sebagai Pertamina Grand Prix of Indonesia, fokus utama bukan hanya kecepatan motor, tapi juga keselamatan. Sejarah panjang Indonesia di MotoGP, dimulai dari kemenangan Tadayuki Okada di 1997, mengingatkan betapa vitalnya protokol keselamatan untuk mencegah tragedi seperti yang pernah dialami pembalap legendaris seperti Simoncelli.
Kesiapan Protokol Medis: Prioritas Utama MGPA
MGPA menjadikan keselamatan sebagai pondasi utama MotoGP Mandalika 2025, dengan persiapan yang melibatkan seluruh aspek medis dan evakuasi. Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, menekankan bahwa tanpa elemen krusial seperti helikopter standby dan ambulans memadai, race direction tak akan mengizinkan balapan dimulai. “Kalau besok jam setengah tujuh pagi belum ada dua helikopter ‘standby’ di lokasi, serta jumlah ambulans dan personel medis belum memenuhi standar, maka balapan tidak akan diizinkan dimulai,” ujar Satria pada 2 Oktober 2025.
Protokol ini mengacu pada regulasi FIM dan Dorna Sports, yang menuntut respons darurat dalam hitungan detik. Satria menambahkan, “Semua itu demi keamanan para pembalap dan seluruh kru yang terlibat.” Pendekatan ini mencerminkan komitmen MGPA untuk menjaga MotoGP Mandalika sebagai event berkelas dunia, di mana setiap detail dirancang untuk meminimalkan risiko.
Lebih dari itu, persiapan medis mencakup simulasi darurat secara rutin. MGPA telah menggelar latihan medis pada 22-24 Agustus 2025, melibatkan tim profesional untuk mendukung event ini. Hal ini memastikan bahwa MotoGP Mandalika 2025 tak hanya seru, tapi juga aman bagi semua pihak.
Penempatan Helikopter Medis dan Ambulans Darurat
Salah satu sorotan utama dalam protokol keselamatan MotoGP Mandalika 2025 adalah kedatangan dua helikopter medis dari Badan SAR Nasional (Basarnas). Helikopter ini akan standby mulai pukul 06.30 WIB, siap untuk evakuasi cepat dari lintasan. Ini menjadi tulang punggung sistem darurat udara, terutama untuk insiden di area sulit dijangkau seperti tikungan curam Sirkuit Mandalika.
Di darat, MGPA menyediakan 22 unit ambulans yang tersebar di titik strategis. Komposisinya mencakup ambulans ICU berstandar tinggi untuk penanganan kritis dan ambulans transportasi cepat untuk pemindahan pasien. Penempatan ini dirancang untuk menjangkau seluruh 4,2 km lintasan dalam waktu kurang dari dua menit, sesuai standar internasional. “Lebih dari 140 tenaga medis profesional telah dikerahkan,” ungkap Satria, dengan tim ini dipimpin langsung oleh Chief Medical Officer (CMO) Eko dari RSUD Provinsi NTB.
Fasilitas ini tak hanya untuk pembalap, tapi juga penonton dan kru. Di Medical Center sirkuit, peralatan canggih seperti defibrillator dan oksigen portabel siap 24 jam, memastikan MotoGP Mandalika 2025 berjalan tanpa hambatan medis.
Pelatihan Intensif Tim Medis: Meningkatkan Respons Darurat
Untuk mengoptimalkan protokol keselamatan, MGPA menggelar pelatihan medis intensif dua hari menjelang MotoGP Mandalika 2025. Latihan ini difokuskan di Medical Center dan Turn 16, area paling rawan kecelakaan. Tim dari RSUD NTB dilatih untuk skenario darurat seperti evakuasi pembalap jatuh dan koordinasi pengobatan lanjutan.
Dr. Eko, CMO, menjelaskan, “Di dunia balap, setiap detik krusial. Keterlambatan sekecil apa pun bisa fatal.” Pelatihan ini menekankan kohesi tim, presisi, dan kecepatan, dengan simulasi kondisi balap nyata. Satria menambahkan, “Kami pastikan 2025 Pertamina Moto Grand Prix Indonesia berjalan aman, lancar, dengan standar kelas dunia.” Hasilnya, tim medis diharapkan meninggalkan kesan positif bagi pembalap dan penonton, sekaligus memperkuat citra Indonesia secara global.
Pelatihan ini bagian dari komitmen berkelanjutan MGPA, yang juga mencakup in-class session tentang regulasi balap nasional dan prosedur evakuasi kendaraan, mirip dengan yang dilakukan untuk GT World Challenge Asia 2025.
Pengelolaan Lalu Lintas dan Keamanan: Menjamin Kelancaran Event
Keselamatan MotoGP Mandalika 2025 tak lengkap tanpa pengelolaan lalu lintas dan keamanan. Polda NTB bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk menerapkan pengalihan lalu lintas di tiga titik utama: Bundaran Bizam (Bandara Zainuddin Abdul Madjid), Bundaran Songgong, dan Bundaran Mong. Koordinasi ini difinalisasi pada 30 September 2025, mengantisipasi lonjakan kendaraan selama akhir pekan balap..
Baca juga: Hasil MotoGP Motegi 2025: Bagnaia Menang, Marquez Juara Dunia
Rute disesuaikan berdasarkan tiket: Pemegang tiket hijau (Tribun I-J-K) melalui Sengkol ke parkir barat, sementara tiket merah dan biru via Bypass Bizam-Songgong ke parkir timur. Jika Presiden atau Wakil Presiden hadir, bypass ditutup untuk keamanan, dengan semua lalu lintas dialihkan ke Sengkol. Penonton tiba di Masjid Nurul Bilad akan diangkut shuttle bus khusus ke gerbang sirkuit sesuai kategori tiket.
Keamanan dibagi tiga zona: Zona 3 (rute kedatangan dari bandara dan pelabuhan), Zona 2 (luar SEZ Mandalika), dan Zona 1 (dalam sirkuit). Ribuan personel keamanan dikerahkan, termasuk operasi cipta kondisi oleh Polda NTB. AKBP Leo Dedy, Wakil Direktur Lalu Lintas Polda NTB, yakin, “Dengan pengaturan ini, MotoGP Mandalika 2025 akan sukses dan lancar.”
Selain itu, BSSN mendukung keamanan siber untuk melindungi data event, memastikan tak ada gangguan digital.
Dampak Ekonomi dan Tantangan Mendatang MotoGP Mandalika
MotoGP Mandalika 2025 bukan hanya soal balap, tapi juga peluang ekonomi. Edisi 2024 berhasil meningkatkan pendapatan UMKM lokal, dan 2025 diharapkan lebih besar dengan target 121.000 penonton. Namun, penjualan tiket baru 30 persen, terhambat jadwal bersamaan dengan F1 Singapura. Strategi promosi kreatif, seperti kolaborasi influencer dan festival budaya, diperlukan untuk capai target.
Tantangan lain termasuk relokasi pedagang UMKM ke zona khusus, yang memicu resistensi. MGPA dan ITDC harus pastikan zona ini strategis dan fasilitas memadai, agar MotoGP Mandalika jadi ajang promosi budaya Indonesia. Biaya penyelenggaraan juga jadi isu, dengan pemerintah pusat bertanggung jawab utama, sementara daerah fokus promosi.
Meski ada kerusuhan Agustus 2025 di NTB, sinergi pemerintah pusat-daerah dan aparat keamanan akan jaga stabilitas. Event ini peluang branding nasional, dengan potensi pariwisata olahraga yang berkelanjutan hingga 2031.
MotoGP Mandalika 2025 menjanjikan event yang aman dan berkesan, berkat protokol keselamatan ketat dari MGPA. Dengan helikopter medis, 140 personel ahli, dan pengelolaan lalu lintas terintegrasi, balapan ini siap tingkatkan prestise Indonesia. Prediksi ahli: Edisi ini bisa pecahkan rekor penonton, dorong ekonomi lokal hingga miliaran rupiah, dan perkuat Mandalika sebagai ikon balap Asia Tenggara. Pantau terus perkembangan MotoGP Mandalika untuk sensasi kecepatan dan keamanan kelas dunia.