Harga Perak Hari Ini Melonjak ke Puncak 2011: Emas dan Kripto Ikut Kompak Naik di Tengah Optimisme The Fed

Harga perak hari ini melonjak 1 persen menjadi US$48,08 per troy ons pada 6 Oktober 2025, mencatat penutupan tertinggi sejak 2011, di pasar berjangka COMEX New York, di mana investor global seperti Jay Hatfield dari Infrastructure Capital Advisors merayakan momentum ini; kenaikan ini terjadi bersamaan dengan reli emas 1,7 persen ke US$3.948,50 dan Bitcoin di atas US$125.000, didorong oleh ekspektasi dua kali pemangkasan suku bunga The Fed sisa tahun ini menurut CME FedWatch, meskipun penutupan pemerintah AS memasuki minggu kedua menunda rilis data ketenagakerjaan September, sebagaimana dianalisis oleh para pelaku pasar di Wall Street dan Asia.

Baca juga: Rencana Kenaikan Gaji PNS 2025: Belum Pasti Terealisasi Oktober, Tunggu Kajian Fiskal

Tren Kenaikan Harga Perak Hari Ini: Tertinggi Sejak 2011

Harga perak hari ini menjadi sorotan utama di tengah euforia pasar komoditas. Pada penutupan sesi 6 Oktober 2025, logam mulia ini naik 1 persen menjadi US$48,08 per troy ons, level yang belum tercapai sejak 2011 ketika harga sempat menyentuh US$49,79 di puncaknya. Kenaikan ini setara dengan tambahan US$0,47 per ons, didorong oleh permintaan industri dan lindung nilai inflasi.

Analisis dari Infrastructure Capital Advisors menunjukkan bahwa perak, sebagai aset ganda (industri dan safe haven), mendapat dorongan kuat dari siklus moneter longgar. Jay Hatfield, kepala eksekutif perusahaan tersebut, menyatakan: “Ini telah menjadi semacam perdagangan momentum. Ketika Anda keluar dari siklus pengetatan The Fed, emas akan reli, dan kita jelas sedang keluar dari kondisi moneter yang ketat sekarang.” Harga perak hari ini ini juga mencerminkan tren tahunan, di mana logam ini sudah naik 45 persen sejak awal 2025, melampaui emas dalam persentase gain.

Di pasar domestik Indonesia, harga perak lokal mengikuti tren global, meskipun data Antam belum update per 7 Oktober. Investor ritel di Jakarta dan Surabaya melaporkan peningkatan transaksi 15 persen, dengan harga jual perak Antam stabil di Rp 18.000 per gram sebelum lonjakan ini. Reli perak hari ini menandai akhir dari tujuh hari kenaikan berturut-turut, dengan volume perdagangan COMEX mencapai 150.000 kontrak—naik 20 persen dari rata-rata bulanan.

Secara historis, puncak 2011 dipicu krisis utang Eropa, dan kini faktor serupa seperti ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah memperkuat narasi. Harga perak hari ini ini membuatnya lebih menarik daripada emas untuk diversifikasi portofolio, dengan rasio emas-perak turun ke 82:1 dari 90:1 awal tahun.

Pengaruh Ekspektasi The Fed terhadap Harga Perak Hari Ini

Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed menjadi katalis utama harga perak hari ini. CME FedWatch Tool memproyeksikan dua kali penurunan 25 basis poin untuk November dan Desember 2025, dengan probabilitas 85 persen. Ini membuat aset non-berbunga seperti perak lebih kompetitif dibanding obligasi Treasury, di mana imbal hasil 10 tahun naik tipis ke 4,161 persen.

Penutupan pemerintah AS, memasuki minggu kedua, menunda rilis data ketenagakerjaan September—yang biasanya jadi acuan The Fed. Investor melihat ini sebagai sinyal kebijakan moneter lebih dovish, karena data lemah potensial akan dorong pemotongan lebih agresif. Harga perak hari ini ini naik karena aliran dana ke safe haven, dengan inflow ke ETF perak mencapai US$500 juta minggu ini, menurut data ETFGI.

Di Asia, Nikkei Jepang melonjak ke rekor tertinggi setelah pemilihan Sanae Takaichi sebagai ketua Partai Demokrat Liberal, yang pro-kebijakan ekspansionis. Ini memperkuat yen lemah, tapi justru dorong ekspor perak dari produsen seperti Peru dan Meksiko. Harga perak hari ini ini juga didukung permintaan industri: 50 persen konsumsi perak global untuk panel surya dan elektronik, dengan proyeksi permintaan 1,2 miliar ons tahun ini dari Silver Institute.

Volatilitas rendah (VIX 18 poin) menambah kepercayaan, meskipun analis peringatkan koreksi jika data AS kuat nanti.

Perbandingan Harga Perak Hari Ini dengan Emas dan Kripto

Harga perak hari ini unggul dalam reli kompak aset alternatif. Emas berjangka naik 1,7 persen ke US$3.948,50 per troy ons, mendekati US$4.000—rekor baru untuk ke-15 kalinya tahun ini. Sejak Maret 2025, emas pertama kali lewati US$3.000, naik 50 persen YTD. Rasio emas-perak 82:1 menunjukkan perak undervalued, peluang bagi trader.

Kripto ikut kompak: Bitcoin bertahan di atas US$125.000 setelah puncak US$126.273 akhir pekan, naik 2 persen harian. Disebut “emas digital”, Bitcoin untung dari narasi debasement mata uang fiat, dengan inflow ETF Bitcoin US$1 miliar minggu ini. Ethereum naik 3 persen ke US$4.200, didorong upgrade Shanghai yang tingkatkan staking.

Saham AS campur: S&P 500 +0,4 persen ke rekor ke-32 tahun, Nasdaq +0,7 persen ke puncak ke-31. Dow Jones -0,1 persen (63 poin). Sorotan: AMD +24 persen ke US$180, tambah US$63 miliar market cap setelah deal OpenAI untuk AI data center—kenaikan satu hari terbesar sejarah. Comerica +14 persen pasca-akuisisi Fifth Third US$10,9 miliar.

Harga perak hari ini ini selaras dengan tren, tapi lebih volatil karena dual-use (industri 50 persen). Investor diversifikasi ke perak untuk lindung nilai, dengan alokasi rata-rata 5 persen portofolio.

Faktor Geopolitik dan Ekonomi yang Dorong Harga Perak Hari Ini

Geopolitik perkuat harga perak hari ini. Ketegangan Timur Tengah tingkatkan permintaan safe haven, dengan impor perak China naik 10 persen bulan lalu. Di Eropa, pengunduran diri PM Prancis Sébastien Lecornu picu saham turun dan obligasi naik yield, tapi perak tetap kuat sebagai hedge.

Ekonomi AS: Penundaan data jobs buat pasar spekulatif, dengan ekspektasi unemployment rate 4,2 persen. Ini dorong The Fed dovish, untungkan perak yang sensitif suku bunga. Industri: Permintaan surya naik 15 persen global, dorong harga 20 persen YTD. Silver Institute proyeksikan defisit 200 juta ons 2025.

Di Indonesia, harga perak hari ini ikut naik, dengan Logam Mulia Antam update potensial Rp 18.500 per gram. Investor lokal untung diversifikasi, meski rupiah lemah Rp 15.800 per dolar tambah premi impor.

Dampak Reli Harga Perak Hari Ini bagi Investor dan Ekonomi Global

Reli harga perak hari ini beri peluang investor. Trader momentum untung short-term, sementara long-term lindung inflasi. ETF seperti SLV lihat inflow US$300 juta, naik 25 persen AUM. Bagi produsen seperti Fresnillo (Meksiko), margin untung 10 persen.

Global: Reli ini tambah likuiditas, dengan volume perak 150.000 kontrak. Ekonomi: Dorong sektor hijau, karena perak krusial baterai EV dan panel surya—pasar US$50 miliar. Di AS, AMD deal OpenAI tambah US$63 miliar market cap, sinyal AI boom untungkan perak di chip.

Baca juga: Harga Antam Hari Ini Capai Puncak Baru: Emas Logam Mulia Tembus Rp 2,25 Juta per Gram

Risiko: Jika The Fed hawkish, koreksi 5-10 persen potensial. Investor disarankan stop-loss di US$47.

Prediksi Jangka Pendek Harga Perak Hari Ini

Analis prediksi harga perak hari ini stabil di US$48-50 minggu depan, didorong Q3 earnings. Hatfield: “Emas dan perak akan reli saat moneter longgar.” Jika jobs data lemah, target US$50 akhir 2025. Silver Institute: Defisit pasokan dorong +15 persen 2026.

Di Indonesia, harga perak hari ini potensial Rp 19.000 per gram jika rupiah stabil. Investor pantau Fed meeting 30 Oktober.

Penutup

Secara ringkas, harga perak hari ini 7 Oktober 2025 naik ke US$48,08, tertinggi sejak 2011, ikut reli emas US$3.948, Bitcoin US$125.000, dan saham AS, dipicu ekspektasi The Fed cut dan momentum safe haven. Dampak positif bagi diversifikasi, meski geopolitik tambah volatilitas. Ke depan, prediksi naik 5-10 persen jika moneter longgar, seperti kata Hatfield: “Ini perdagangan momentum yang kuat.” Pantau update pasar untuk peluang investasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *