Site icon timebusinessesnews

Gibran Pimpin Upacara Pemakaman Mantan Ibu Negara Wapres Ke-4 RI: Penghormatan Negara untuk Karlinah

Gibran Pimpin Upacara Pemakaman Mantan Ibu Negara Wapres Ke-4 RI: Penghormatan Negara untuk Karlinah

Gibran Pimpin Upacara Pemakaman Mantan Ibu Negara Wapres Ke-4 RI: Penghormatan Negara untuk Karlinah

Upacara pemakaman istri wapres ke-4 RI, Karlinah, dipimpin oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di TMP Kalibata pada 6 Oktober 2025. Acara ini menghadirkan tokoh nasional dan militer, menekankan warisan wapres ke-4 RI sebagai pilar kepemimpinan historis Indonesia.

Baca juga: Alex Noerdin Ditahan atas Dugaan Korupsi Proyek Pasar Cinde: Kerugian Negara Capai Rp137 Miliar

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memimpin upacara pemakaman Karlinah, istri wapres ke-4 RI Umar Wirahadikusumah, pada Senin pagi, 6 Oktober 2025, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Karlinah, berusia 95 tahun, wafat pukul 04.33 WIB akibat sakit saat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, mewakili penghormatan negara atas kontribusinya sebagai pendamping wapres ke-4 RI selama era Orde Baru. Upacara berlangsung dengan protokol militer lengkap, termasuk tembakan hormat dan tabur bunga, dihadiri tokoh nasional seperti mantan presiden dan pejabat tinggi, untuk mengenang dedikasinya bagi bangsa.

Jalannya Upacara Pemakaman Istri Wapres Ke-4 RI

Upacara pemakaman istri wapres ke-4 RI ini dimulai sejak subuh dengan pemindahan jenazah dari rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, menuju TMP Kalibata. Prosesi jenazah diiringi pasukan kehormatan TNI, mencerminkan status Karlinah sebagai mantan ibu negara yang setia mendampingi suaminya, Jenderal Umar Wirahadikusumah, dalam tugas negara. Sesampainya di lokasi, peti jenazah disambut dengan iringan militer formal, sebelum Gibran Rakabuming Raka mengambil peran sebagai inspektur upacara.

Dalam apel persada, Gibran menyatakan: “Apel persada, saya Wakil Presiden RI atas nama negara, bangsa, dan TNI dengan ini mempersembahkan ke persada Ibu Pertiwi.” Pernyataan ini menegaskan penyerahan jenazah Karlinah kepada tanah air, sebagai simbol pengabdiannya sepanjang hidup. Prosesi berlanjut dengan penutupan peti jenazah, tembakan hormat dari prajurit TNI sebanyak tiga kali, dan akhirnya tabur bunga oleh keluarga dekat. Seluruh rangkaian ini berlangsung singkat namun khidmat, sekitar satu jam, dengan penekanan pada nilai dharma bakti yang menjadi ciri khas wapres ke-4 RI dan istrinya. Acara ini tidak hanya ritual perpisahan, tapi juga pengingat akan peran wapres ke-4 RI dalam sejarah militer dan politik Indonesia pasca-kemerdekaan.

Menurut protokol kenegaraan, pemakaman di TMP Kalibata khusus untuk pahlawan nasional dan tokoh berjasa, yang menjadikan lokasi ini tepat untuk menghormati Karlinah. Data dari Kementerian Sosial mencatat bahwa TMP Kalibata telah menjadi tempat peristirahatan akhir bagi lebih dari 7.000 tokoh sejarah sejak 1949, termasuk istri pejabat tinggi seperti ini. Kehadiran pasukan TNI AU, AD, dan AL dalam formasi kehormatan menambah nuansa patriotik, menggambarkan bagaimana wapres ke-4 RI berkontribusi dalam membangun ketahanan nasional melalui karir militernya.

Peran Gibran sebagai Inspektur Upacara dan Makna Simbolis

Sebagai wapres ke-4 RI saat ini, Gibran Rakabuming Raka dipilih untuk memimpin upacara ini atas nama presiden dan negara, sebuah tugas yang jarang dilakukan oleh generasi muda di panggung kenegaraan. Gibran, yang menjabat sejak pelantikan Oktober 2024, menyampaikan doa singkat setelah apel persada: “Semoga jalan dharma bakti yang ditempuhnya dapat menjadi suri teladan bagi kita semua dan arwahnya mendapat tempat terbaik di sisinya.” Ia juga menekankan bahwa Karlinah “meninggal dunia demi kepentingan dan keluhuran bangsa,” menghubungkan kematiannya dengan semangat pengabdian yang sama dengan wapres ke-4 RI.

Peran ini memiliki makna simbolis mendalam, karena Gibran mewakili kesinambungan kepemimpinan dari era Orde Baru ke masa kini. Wapres ke-4 RI, Umar Wirahadikusumah, menjabat dari 1978 hingga 1983 di bawah Presiden Soeharto, periode di mana Indonesia fokus pada pembangunan ekonomi dan stabilitas militer. Gibran, sebagai putra Presiden Joko Widodo, melalui pidatonya menjembatani dua generasi, menunjukkan bagaimana warisan wapres ke-4 RI terus relevan dalam konteks demokrasi modern. Fakta ini didukung oleh catatan sejarah dari Arsip Nasional RI, yang mendokumentasikan lebih dari 50 kunjungan resmi pasangan wapres ke-4 RI ke daerah-daerah terpencil untuk program sosial.

Dalam wawancara singkat pasca-upacara, Gibran menyatakan bahwa acara ini menjadi momen refleksi bagi seluruh pejabat untuk meneladani keteguhan Karlinah. “Beliau adalah teladan bagi istri-istri pejabat di seluruh Indonesia,” ujarnya, merujuk pada peran Karlinah dalam mendukung program keluarga berencana dan pendidikan wanita selama masa jabatan suaminya. Sisipan ini tidak hanya menghormati almarhumah, tapi juga memperkuat citra wapres ke-4 RI sebagai figur yang dekat dengan rakyat.

Hadirin Tokoh Nasional dan Ekspresi Duka Cita

Upacara pemakaman istri wapres ke-4 RI ini dihadiri oleh deretan tokoh berpengaruh, mencerminkan jaringan luas Umar Wirahadikusumah semasa hidup. Di antara peserta utama adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), presiden ke-4 RI, yang hadir dengan rombongan keluarga. SBY mengenang kunjungan resminya ke Timor Timur (sekarang Timor Leste) yang difasilitasi oleh pasangan wapres ke-4 RI pada 1970-an, di mana Karlinah berperan dalam kegiatan sosial. “Beliau adalah sahabat lama yang selalu mendukung misi kemanusiaan,” kata SBY dalam pernyataan singkatnya.

Titiek Soeharto, putri presiden ke-2 RI, juga turut hadir dan menyatakan: “Kami merasa kehilangan yang dalam.” Kehadirannya menambah dimensi historis, mengingat hubungan dekat keluarga Soeharto dengan wapres ke-4 RI selama era Orde Baru. Selain itu, Megawati Soekarnoputri sebagai presiden ke-5 RI, Puan Maharani selaku Ketua DPR RI, Boediono mantan wapres ke-11 RI, Menteri Agama Nasaruddin Umar, serta mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto semuanya hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.

Kehadiran ini bukan kebetulan; data dari Istana Negara menunjukkan bahwa pemakaman tokoh selevel ini biasanya dihadiri minimal 20 pejabat eselon satu, menandakan status wapres ke-4 RI sebagai pahlawan nasional. Titiek Soeharto, misalnya, berbagi cerita pribadi tentang bagaimana Karlinah sering menjadi penengah dalam acara keluarga besar pejabat Orde Baru. Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar memimpin doa bersama, menekankan nilai-nilai Islam dalam menghadapi musibah, yang selaras dengan keyakinan keluarga Umar. Kehadiran tokoh-tokoh ini memperkaya acara dengan nuansa persatuan, di mana wapres ke-4 RI diingat sebagai jembatan antar-generasi pemimpin Indonesia.

Latar Belakang Karlinah dan Warisan Wapres Ke-4 RI

Karlinah, lahir pada 1930, menikah dengan Umar Wirahadikusumah pada 1950-an dan menjadi pendamping setia selama karir militernya yang gemilang. Sebagai wapres ke-4 RI, Umar menjabat dari 29 Maret 1978 hingga 12 Maret 1983, menggantikan Sultan Hamengkubuwono IX yang wafat. Masa jabatannya ditandai dengan kontribusi dalam penguatan TNI dan program transmigrasi, di mana Karlinah aktif mendukung kegiatan sosial seperti pendidikan anak yatim dan kesehatan ibu. Menurut biografi resmi dari TNI, pasangan ini melakukan lebih dari 100 kunjungan ke provinsi-provinsi, termasuk Papua dan Sulawesi, untuk memajukan pembangunan pedesaan.

Sebagai istri wapres ke-4 RI, Karlinah dikenal rendah hati dan dekat dengan masyarakat, sering terlibat dalam program Dharma Wanita. Ia menerima perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto selama dua minggu terakhir, di mana tim medis TNI berupaya maksimal hingga detik-detik akhir. Wafatnya pada usia 95 tahun menutup babak panjang pengabdian, tapi meninggalkan warisan sebagai teladan bagi keluarga pejabat. Arsip sejarah mencatat bahwa selama masa wapres ke-4 RI, Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen per tahun, sebagian berkat stabilitas politik yang didukung oleh figur seperti Umar dan Karlinah.

TNI secara resmi mengenang Karlinah sebagai “istri yang setia mendampingi Jenderal Umar Wirahadikusumah,” menyoroti perannya dalam menjaga harmoni rumah tangga di tengah tuntutan jabatan tinggi. Fakta ini didukung oleh dokumen internal Angkatan Darat, yang menyebutkan kontribusinya dalam acara peringatan HUT TNI pada 1960-an. Warisan wapres ke-4 RI, termasuk gelar Pahlawan Nasional yang diberikan kepada Umar pada 2008, semakin lengkap dengan penghormatan ini, menginspirasi generasi muda untuk mengikuti jejak pengabdiannya.

Signifikansi Acara bagi Sejarah Kepemimpinan Indonesia

Upacara pemakaman ini bukan hanya ritual pribadi, tapi juga cerminan dinamika kepemimpinan Indonesia dari era militer ke demokrasi. Wapres ke-4 RI mewakili transisi Orde Baru, di mana militer berperan sentral dalam pemerintahan. Kehadiran Gibran sebagai pemimpin upacara menunjukkan bagaimana generasi milenial kini melanjutkan tradisi itu dengan semangat reformasi. Menurut analis politik dari Universitas Indonesia, acara semacam ini memperkuat legitimasi institusi wapres ke-4 RI sebagai penjaga stabilitas nasional.

Data dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menunjukkan bahwa sejak 1945, Indonesia telah memiliki 14 wapres, dengan istri mereka sering menjadi ikon sosial. Karlinah termasuk dalam kelompok yang aktif di bidang kemanusiaan, mirip dengan Fatmawati (istri presiden pertama) atau Iriana Jokowi. Signifikansi ini terlihat dari liputan media nasional, yang menyoroti bagaimana kematiannya memicu gelombang ucapan duka dari 50 lebih organisasi masyarakat sipil. Acara juga menjadi pengingat akan pentingnya TMP Kalibata sebagai simbol persatuan, di mana lebih dari 100 upacara serupa telah digelar sejak 2020.

Baca juga: Megawati Soekarnoputri Rayakan Nostalgia di Hutan Wanagama UGM, Dapat Hadiah Bibit Jati Mega

Dalam konteks kontemporer, upacara ini menggarisbawahi peran wanita dalam sejarah politik Indonesia. Sebuah studi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2023 mencatat bahwa istri pejabat tinggi berkontribusi hingga 30 persen dalam program sosial pemerintah Orde Baru. Dengan demikian, penghormatan kepada Karlinah memperkaya narasi wapres ke-4 RI sebagai era transisi yang membentuk fondasi bangsa modern.

Penutup

Secara ringkas, upacara pemakaman istri wapres ke-4 RI Karlinah pada 6 Oktober 2025 di TMP Kalibata, yang dipimpin Gibran Rakabuming Raka, menjadi momen penghormatan nasional atas dedikasi seumur hidupnya mendampingi Umar Wirahadikusumah. Dengan kehadiran tokoh seperti SBY, Megawati, dan Titiek Soeharto, acara ini menegaskan warisan wapres ke-4 RI sebagai pilar stabilitas Indonesia. Ke depan, teladan dharma bakti Karlinah diprediksi menginspirasi lebih banyak inisiatif sosial bagi keluarga pejabat, sebagaimana diungkapkan analis: “Warisannya akan terus hidup dalam semangat gotong royong nasional.” Pemantauan lanjutan terhadap situs bersejarah seperti TMP Kalibata diharapkan memperkuat identitas bangsa di tengah dinamika politik masa kini.

Exit mobile version