Site icon timebusinessesnews

Kontroversi PKKMB Universitas Sriwijaya (Unsri): Mahasiswa Baru Dipaksa Cium Teman, DPR Tuntut Sanksi Tegas

Kontroversi PKKMB Universitas Sriwijaya (Unsri): Mahasiswa Baru Dipaksa Cium Teman, DPR Tuntut Sanksi Tegas

Kontroversi PKKMB Universitas Sriwijaya (Unsri): Mahasiswa Baru Dipaksa Cium Teman, DPR Tuntut Sanksi Tegas

Insiden Viral di Universitas Sriwijaya

Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi pusat perhatian setelah video berdurasi 24 detik menunjukkan mahasiswa baru (maba) dipaksa mencium kening teman sesama jenis oleh kakak tingkat selama kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada 20 September 2025. Insiden yang terjadi di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian ini memicu kecaman dari Komisi X DPR, yang menuntut sanksi tegas terhadap pelaku. Pihak kampus langsung merespons dengan membentuk tim investigasi dan membekukan Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian (Himateta) selama satu tahun.

Baca juga: Libur Nasional Oktober 2025: Apakah Ada Cuti Bersama? Ini Jadwal Lengkapnya

Kronologi Peristiwa di Universitas Sriwijaya

Kegiatan PKKMB yang digelar Himateta Unsri pada Sabtu, 20 September 2025, di kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir, menjadi sorotan setelah video viral memperlihatkan mahasiswa baru diperintahkan untuk saling mencium kening. Aksi ini terjadi dalam sesi praklining (kegiatan bersih-bersih) yang dipandu kakak tingkat. Menurut pengakuan salah satu senior, Wirandra, ide permainan ini muncul secara spontan dari diskusi dengan alumni bernama Rayan, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang. “Kami tidak berpikir panjang soal dampaknya,” ujar Wirandra, seperti dikutip dari seru.co.id.

Video tersebut menunjukkan puluhan maba duduk berhadapan, baik laki-laki maupun perempuan, dan diperintahkan mencium kening teman di sampingnya. Suasana kian ramai dengan tawa dan ejekan dari senior, seperti ucapan, “Giliran cium cewek nggak malu, giliran kawan dewek malu,” yang terekam dalam video. Aksi ini menuai kritik keras dari warganet dan berbagai pihak karena dianggap tidak pantas dan berpotensi meninggalkan trauma bagi mahasiswa baru.

Respons Cepat Universitas Sriwijaya

Pihak Universitas Sriwijaya bergerak cepat menangani kasus ini. Sekretaris Unsri, Prof. Aidil Fitri, menyatakan bahwa kampus telah memeriksa 15 mahasiswa senior yang terlibat. “Kelima belas orang inilah yang menyebabkan kejadian ini terjadi,” ujarnya. Unsri juga membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Tindak Kekerasan (PPTK) untuk menginvestigasi lebih lanjut. Jika terbukti melakukan pelanggaran berat, pelaku bisa menghadapi sanksi akademik, termasuk kemungkinan pemecatan. “Sanksi yang paling berat, pecat,” tegas Aidil.

Sebagai langkah awal, Unsri membekukan aktivitas Himateta selama satu tahun. “Langkah tercepat adalah membekukan Himateta selama setahun,” kata Kepala Humas dan Protokol Unsri, Nurly Meilinda. Pembekuan ini diambil untuk mengevaluasi organisasi tersebut setelah ditemukan pelanggaran serius dalam kegiatan PKKMB. Rektorat juga mengeluarkan surat edaran yang melarang kegiatan berbau perpeloncoan, pelecehan, atau kekerasan.

Kecaman dari Berbagai Pihak

Komisi X DPR, yang membidangi pendidikan, mengecam keras insiden ini dan mendesak Universitas Sriwijaya untuk memberikan sanksi tegas kepada pelaku. Anggota Komisi X DPR menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak mencerminkan nilai-nilai akademik dan berpotensi melanggar etika kampus. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsri, Pasha Fazillah, juga mengecam aksi ini. “Mahasiswa seharusnya menjadi agen perubahan, bukan terjebak dalam budaya perundungan,” tegasnya. Pasha meminta pihak kampus memastikan Unsri menjadi ruang aman bagi seluruh mahasiswa.

Pengamat pendidikan Sumatera Selatan, Prof. Abdullah Idi, turut mengkritik kegiatan tersebut. Ia menilai perintah mencium kening teman sebagai tindakan tidak pantas dan kurang beretika, terutama jika melibatkan lawan jenis. “Kegiatan maba perlu dievaluasi untuk memastikan manfaat dan esensinya,” ujarnya. Ia juga meminta rektorat memperbaiki tata tertib PKKMB agar kejadian serupa tidak terulang.

Klarifikasi dan Permintaan Maaf Himateta

Ketua Umum Himateta Unsri, Ifandi Cesari Amar, menyampaikan permintaan maaf terbuka melalui video klarifikasi. Ia mengakui kekeliruan dalam merancang kegiatan dan menyatakan kesiapan menanggung konsekuensi. “Kami menerima konsekuensi yang diberikan pihak kampus,” kata Ifandi. Ia menegaskan bahwa niat awal kegiatan adalah mempererat kebersamaan, namun kelalaian panitia menyebabkan insiden yang mencoreng nama baik Universitas Sriwijaya.

Dampak Psikologis dan Sorotan Publik

Insiden ini memicu gelombang reaksi di media sosial, dengan banyak warganet menyebut aksi tersebut sebagai bentuk perpeloncoan yang menyimpang. Akun Instagram @kementerian_kurangajar, yang turut memviralkan video, menyampaikan keluhan maba yang merasa tidak nyaman. “Masalah rambut dipotong tidak masalah, tapi kalau sampai disuruh ciuman, itu sudah menyimpang,” tulis salah satu pelapor. Beberapa pihak menilai tindakan ini berpotensi meninggalkan trauma psikologis bagi mahasiswa baru, terutama karena dilakukan di depan umum dan tanpa persetujuan penuh.

Pihak Unsri menegaskan bahwa aksi ini bukan perpeloncoan, melainkan permainan spontan yang tidak direncanakan dengan matang. Namun, pernyataan ini menuai skeptisisme karena video menunjukkan suasana tegang dan adanya tekanan dari senior. Untuk mencegah dampak lebih lanjut, Unsri berkomitmen menciptakan lingkungan akademik yang bebas dari kekerasan dan perundungan.

Baca juga: Deretan 10 Skandal Korupsi Terbesar di Indonesia: Kerugian Negara Capai Ratusan Triliun

Langkah Universitas Sriwijaya ke Depan

Rektor Unsri dijadwalkan menggelar rapat khusus untuk menentukan sanksi lebih lanjut setelah investigasi selesai. Selain pembekuan Himateta, kampus akan mengevaluasi seluruh kegiatan kemahasiswaan untuk memastikan kepatuhan terhadap pedoman etika. Satgas PPTK, yang dipimpin Nesya Angru Adisti, akan terus memeriksa data dan keterangan dari 15 senior yang terlibat. Unsri juga berjanji memperketat pengawasan terhadap kegiatan PKKMB di masa depan.

Penutup

Insiden viral di Universitas Sriwijaya menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap kegiatan kemahasiswaan, terutama PKKMB. Dengan pembekuan Himateta selama satu tahun dan ancaman sanksi akademik bagi pelaku, Unsri menunjukkan komitmen untuk menegakkan etika dan menciptakan lingkungan kampus yang aman. Ke depan, evaluasi menyeluruh terhadap tata cara orientasi mahasiswa baru diharapkan dapat mencegah kasus serupa. Pengamat pendidikan menyarankan agar universitas, termasuk Universitas Sriwijaya, memperbarui pedoman PKKMB untuk memastikan kegiatan yang mendidik dan tidak merendahkan martabat mahasiswa.

Exit mobile version