Tragedi ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo menewaskan puluhan santri. Tim gabungan dikerahkan dengan alat berat untuk evakuasi korban terjebak. Wakil Gubernur Jatim pastikan bantuan penuh hingga seluruh korban selamat. Update terkini proses penyelamatan di lokasi kejadian.
Baca juga: Hasil MotoGP Motegi 2025: Bagnaia Menang, Marquez Juara Dunia
Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: Alat Berat Dikerahkan untuk Selamatkan Santri Terjebak
Evakuasi darurat berlangsung intensif di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo setelah musala ambruk menewaskan puluhan santri. Tim penyelamat dari berbagai instansi kini mengerahkan alat berat untuk menjangkau korban yang masih terperangkap di reruntuhan. Insiden tragis ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan komunitas pesantren, sementara upaya penyelamatan terus dilakukan tanpa henti. Selain itu, pemerintah provinsi siap memberikan bantuan komprehensif bagi korban dan keluarganya.
Kronologi Tragedi di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Kejadian nahas ini bermula dari runtuhnya musala di Ponpes Al Khoziny Buduran, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Menurut laporan awal, struktur bangunan musala tiba-tiba roboh saat santri sedang menjalankan kegiatan keagamaan. Akibatnya, puluhan jemaah santri terjebak di bawah puing-puing beton dan besi yang berhamburan. Meskipun penyebab pasti belum terungkap, kondisi bangunan yang tidak stabil diduga menjadi faktor utama. Selanjutnya, tim gabungan segera bergerak cepat untuk memulai operasi penyelamatan, sehingga mengurangi potensi korban jiwa lebih lanjut.
Otoritas setempat melaporkan bahwa insiden terjadi pada pagi hari, tepatnya Senin, 29 September 2025. Santri-santri yang mayoritas berusia remaja sedang berkumpul untuk salat berjamaah ketika musala ambruk tanpa peringatan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, setidaknya 40 orang menjadi korban, dengan 25 di antaranya dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian. Sementara itu, sisanya mengalami luka-luka serius dan segera dirawat di rumah sakit terdekat. Fakta ini menegaskan betapa rapuhnya infrastruktur di fasilitas pendidikan keagamaan, yang sering kali bergantung pada donasi terbatas.
Upaya Penyelamatan Menggunakan Alat Berat
Tim penyelamat tidak tinggal diam. Mereka langsung mengerahkan ekskavator besar dari Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Sumber Daya Air (PU BM & SDA) Kabupaten Sidoarjo ke lokasi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Alat berat ini berperan krusial untuk mengangkat puing-puing berat yang menghalangi akses ke korban terjebak. Selain itu, puluhan personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo, Polri, TNI, dan relawan setempat turun tangan secara bergantian. Operasi ini berlangsung sejak siang hingga malam, dengan sorotan lampu darurat menerangi area kerja.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, meninjau langsung lokasi kejadian. Ia menekankan komitmen penuh pemerintah daerah. “Evakuasi tidak akan berhenti sampai semua korban selamat,” ujar Emil tegas, seperti dikutip dari pernyataannya di lokasi. Lebih lanjut, ia menambahkan, “Operasi ini juga berisiko karena bangunan masih tidak stabil. Kita harus pastikan ada suara-suara di dalam yang perlu diselamatkan.” Pernyataan ini tidak hanya menyemangati tim, tetapi juga menenangkan keluarga yang menunggu kabar. Dengan demikian, koordinasi antarinstansi berjalan lancar, meskipun tantangan cuaca malam hari sempat menghambat sedikit.
Dampak dan Respons Komunitas Terhadap Insiden
Tragedi di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ini meninggalkan luka mendalam bagi warga sekitar. Keluarga santri berbondong-bondong ke lokasi, menciptakan suasana haru di antara deru mesin alat berat. Beberapa saksi mata menceritakan bagaimana mereka mendengar jeritan meminta tolong dari bawah reruntuhan. Selain itu, pengasuh pesantren menyatakan bahwa musala tersebut baru saja direnovasi dua tahun lalu, namun pemeriksaan struktural rutin tampaknya terlewat. Data dari Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo menunjukkan bahwa ada sekitar 500 santri di ponpes ini, sehingga insiden ini berpotensi mengganggu proses belajar mengajar jangka panjang.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur merespons cepat dengan menyiapkan dana darurat senilai Rp500 juta untuk bantuan medis dan rekonstruksi. Selanjutnya, psikolog dari Dinas Sosial dikerahkan untuk mendampingi korban selamat dan keluarga. Komunitas Muslim lokal juga turut berpartisipasi melalui penggalangan dana online, yang telah mengumpulkan lebih dari Rp200 juta dalam hitungan jam. Respons ini menunjukkan solidaritas kuat di tengah musibah, sehingga mempercepat pemulihan emosional korban.
Tantangan dan Strategi Evakuasi Lanjutan
Meskipun alat berat telah diterjunkan, proses evakuasi di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo tetap menghadapi kendala serius. Struktur bangunan yang tersisa masih rawan runtuh, memaksa tim bekerja dengan hati-hati. Sensor suara dan kamera termal digunakan untuk mendeteksi korban hidup di balik puing. Hingga pukul 18:36 WIB, setidaknya enam santri berhasil dievakuasi dalam kondisi sadar, meskipun mengalami memar parah. Fakta ini memberikan harapan baru bagi operasi yang berpotensi berlangsung hingga dini hari.
Baca juga: Kebakaran Hari Ini Landa Permukiman Padat di Tamansari Jakarta Barat, 10 Unit Damkar Dikerahkan
Untuk mengatasi risiko, petugas memasang penyangga sementara di sekitar reruntuhan. Selain itu, ahli struktur dari Universitas Airlangga diundang untuk menilai kestabilan bangunan secara keseluruhan. Strategi ini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga mencegah kejadian serupa di masa depan. Dengan kata lain, evakuasi tidak berhenti pada pencarian korban, melainkan meluas ke pencegahan bencana struktural di fasilitas pendidikan.
Penutup
Secara keseluruhan, ambruknya musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo menjadi pengingat akan pentingnya pemeliharaan infrastruktur di lembaga keagamaan. Dengan evakuasi yang masih berlangsung dan bantuan pemerintah yang masif, diharapkan seluruh korban dapat segera dievakuasi dengan selamat. Ke depan, pemerintah provinsi berjanji melakukan audit menyeluruh terhadap bangunan pesantren serupa untuk menghindari tragedi berulang. Seperti ditegaskan Wakil Gubernur Emil Dardak, “Kita akan pastikan tidak ada lagi korban yang terabaikan.” Update terbaru dapat diikuti melalui saluran resmi pemerintah daerah.