Polri berhasil panen 751 ribu ton jagung pada Kuartal III 2025, mendukung swasembada pangan nasional. Simak peran Polri dalam ketahanan pangan dan sinergi dengan Bulog!
Polri Sukses Panen Jagung untuk Swasembada Pangan
Pada 27 September 2025, Polri menggelar panen raya jagung serentak Kuartal III di OKU Timur, Sumatera Selatan, menghasilkan 751.442 ton jagung dari 166.512 hektare lahan. Dipimpin Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kegiatan ini menegaskan komitmen Polri mendukung swasembada pangan nasional. Melalui sinergi dengan Perum Bulog, Polri memastikan hasil panen tersalur ke gudang resmi, menjaga stabilitas pangan dan kesejahteraan petani.
Baca juga: Sidang Perdana Kasus Korupsi Pagar Laut Desa Kohod Digelar 30 September
Peran Polri dalam Mendukung Swasembada Pangan
Polri telah menunjukkan dedikasi kuat dalam mendukung swasembada pangan melalui program ketahanan pangan nasional. Pada Kuartal III 2025, panen raya jagung serentak digelar di berbagai wilayah Indonesia, dengan pusat kegiatan di Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan. Acara ini dihadiri Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ketua Komisi IV DPR RI, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Kepala Badan Pangan Nasional, dan Direktur Utama Perum Bulog, menegaskan sinergi lintas sektor untuk memperkuat cadangan pangan nasional.
Kapolri menyatakan, “Polri berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional, tidak hanya melalui keamanan, tetapi juga kontribusi nyata di sektor pertanian.” Panen ini menghasilkan 751.442 ton jagung dari lahan seluas 166.512 hektare, menambah akumulasi produksi jagung nasional menjadi 2,8 juta ton sepanjang 2025.
Panen Raya Jagung Kuartal III 2025
Panen raya Kuartal III merupakan bagian dari program strategis Polri untuk mendukung swasembada pangan. Dari total 819.080 hektare lahan binaan Polri, 483.822 hektare telah ditanami jagung, dengan 166.512 hektare dipanen pada Kuartal III. Kegiatan ini dilakukan serentak di berbagai daerah, termasuk OKU Timur, Kutai Timur, Tabalong, dan Bantul, dengan estimasi produksi 7.153 ton dari 1.788 hektare pada puncak panen 27 September 2025.
Polri tidak hanya mendampingi petani dalam budidaya, tetapi juga memastikan hasil panen tersalur ke gudang Bulog dengan harga Rp 5.500 per kilogram, sesuai ketetapan Badan Pangan Nasional. Hal ini memberikan kepastian pasar bagi petani dan mendukung stabilitas harga pangan. “Sinergi dengan Bulog memastikan distribusi pangan merata dan cadangan nasional terjaga,” ujar Direktur Utama Bulog.
Sinergi Polri, TNI, dan Pemerintah Daerah
Program swasembada pangan ini melibatkan kolaborasi erat antara Polri, TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat. Di OKU Timur, panen raya dihadiri oleh pimpinan lembaga negara, menunjukkan komitmen lintas sektor. Di wilayah lain, seperti Kutai Timur, Polsek Muara Ancalong mengawal panen raya, sementara Polsek Muara Harus di Tabalong menghasilkan 1,5 ton jagung dari lahan 2 hektare.
Kapolsek Jatirogo, Iptu M. Arif Nugroho, menegaskan pentingnya sinergi ini: “Panen raya jagung merupakan hasil kerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat, mendukung swasembada pangan dan kesejahteraan petani.” Kegiatan serupa juga dilakukan di Bantul, di mana Polri mendampingi petani menghasilkan jagung dari lahan 10 hektare, serta di Ciamis, dengan panen di lahan 200 bata.
Dampak Ekonomi dan Sosial bagi Petani
Program panen raya ini tidak hanya mendukung swasembada pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan pendampingan Polri, petani mendapatkan akses ke bibit unggul, seperti jagung manis NR Super dan Romanza F1, serta pelatihan budidaya. Di Tabalong, Polsek Jaro menyerahkan bibit jagung kepada petani, memperkuat produksi lokal.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi jagung tongkol kering panen pada Februari 2025 mencapai 9,03 juta ton, meningkat 48,47% dari tahun sebelumnya. Program ini juga mengurangi ketergantungan pada tengkulak, karena hasil panen dijual langsung ke Bulog, memastikan harga yang adil bagi petani. “Kami memastikan petani mendapat kepastian pasar dan harga yang layak,” ujar Kapolsek Tomo, AKP Baban Kusbandi.
Kontribusi Polri dalam Transformasi Pangan
Di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Polri telah mengambil peran strategis dalam mendukung swasembada pangan. Selain panen raya, Polri juga menggelar penanaman jagung serentak, seperti di Banyuasin (3 hektare) dan Jatim (2.226 hektare), dengan target 1 juta hektare lahan jagung pada 2025. Program ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai kemandirian pangan.
Polri juga melibatkan pondok pesantren dalam penanaman jagung, seperti di Banyuasin dan Jatim, mengintegrasikan dimensi spiritual dan ekonomi. “Keterlibatan pesantren memperkuat basis masyarakat dalam program swasembada pangan,” ujar Komjen Dedi Prasetyo, Irwasum Polri.
Tantangan dan Upaya ke Depan
Meski berhasil, program ini menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan dinamika global yang memengaruhi pertanian. Polri terus mendorong penggunaan teknologi pertanian dan pendampingan intensif untuk mengatasi kendala ini. Di Jatirogo, misalnya, Perhutani berkolaborasi dengan Polri untuk memanfaatkan lahan produktif, meskipun hasil panen belum maksimal.
Ke depan, Polri menargetkan peningkatan luas lahan tanam hingga 1 juta hektare pada akhir 2025, dengan estimasi produksi 4-10 juta ton jagung. Kapolri menegaskan bahwa Polri akan terus mengawal petani, dari penanaman hingga distribusi, untuk memastikan keberlanjutan program swasembada pangan.
Peran Bulog dalam Distribusi Pangan
Perum Bulog memainkan peran kunci dalam menyerap hasil panen jagung untuk cadangan pangan nasional. Pada Kuartal III, 1.765 ton jagung telah disalurkan ke gudang Bulog, memastikan ketersediaan stok untuk konsumsi dan industri. Bulog juga bekerja sama dengan Badan Pangan Nasional untuk menjaga stabilitas harga, memberikan manfaat ekonomi bagi petani dan masyarakat.
Baca juga: Persiapan HUT Ke-80 TNI Capai 80 Persen, Siap Digelar Meriah
“Kami berkomitmen menyerap hasil panen dengan harga yang adil, sehingga petani tidak dirugikan,” ujar Direktur Utama Bulog. Program ini juga mendukung kebutuhan pakan ternak, yang merupakan salah satu sektor dengan permintaan jagung tinggi di Indonesia.
Dukungan Publik dan Pemerintah
Program swasembada pangan mendapat dukungan luas dari pemerintah dan masyarakat. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah prioritas nasional, dengan TNI-Polri sebagai ujung tombak pelaksanaan di lapangan. Masyarakat juga memberikan respons positif, dengan banyak kelompok tani menyatakan terbantu oleh pendampingan Polri.
Analis pertanian dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Ir. Bayu Krisnamurti, menilai bahwa keterlibatan Polri dalam program ini merupakan terobosan. “Polri tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi melalui pertan